Stories

Search This Blog

MENCIPTAKAN IDENTITAS KOTA BANDAR LAMPUNG DARI POTENSI ALAM PANTAI MENUJU BANDAR LAMPUNG WATERFRONT CITY




Ketika kita mendengar kata lampung, apa yang ada di benak kita?, saya pastikan anda akan membayangkan Pantai, Gajah, Bahasa Lampung, Keripik Pisang.




Lalu, kita membayangkan Bandar lampung sebagai ibukota Provinsi lampung dapat mewakilkan provinsi Lampung dalam mengenalkan Lampung yang sesungguhnya, apakah dengan orang-orang yang menggunakan bahasa Lampung, kehidupan sehari-hari yang mengesankan kebiasaan dan kebudayaan Lampung, penataan wilayah pantai dengan orientasi yang jelas atau bangunan-bangunan yang menampilkan arsitektur tradisional Lampung, paling tidak ada gambaran yang jelas akan identitas Lampung. Namun, kenyataannya Bandar lampung hanyalah sebuah Kota yang nyaris tanpa identitas.
Bandar Lampung kini terkesan berkembang maju dan Modern, banyak bangunan pusat perbelanjaan, hotel, kantor-kantor, ruko-ruko, Bank, Perusahaan sebagai identitas perkotaan.

Masyarakatnya memiliki intensitas kesibukan yang luar biasa, jalan raya selalu macet saat jam-jam sibuk. Pada, intinya, Bandar Lampung memang berkembang dengan berbagai ciri perkotaan yang melekat dalam dirinya, namun Bandar Lampung tidak memiliki arah pertumbuhan yang jelas. Bandar lampung tidak memiliki Image atau citra spesifik sebagai ibukota provinsi Lampung.

Sangat sulit ketika kita ingin mencari makanan khas lampung, bahkan lagu lampung maupun tarian daerahnya sangat jarang ditemukan kecuali ada event-event tertentu saja. Terlebih lagi jika kita ingin mencari Bangunan yang memiliki ciri khas Lampung, bahkan nama-nama bangunan di Bandar lampung mengacu pada nama-nama dari daerah lain seperti pendopo atau Gubernuran, ada memang bangunan Sang Bumi Ruwa Jurai yang tenggelam dalam singkatan Saburai bahkan sekarang bangunannya akan dihancurkan dan direlokasi ke daerah lain, padahal bangunan ini merupakan salah satu image bangunan olahraga di Kota Bandar Lampung.

Salah satu Potensi Alam yang bisa diandalkan daerah Lampung adalah Pesisisr Pantai. Pesisir Pantai merupakan potensi alam yang paling terkenal dari Lampung, Pantai-Pantai di lampung tidak kalah Indah dengan pantai-pantai di Bali. Pantai di Lampung seharusnya bisa dijadikan sebagai Identitas dari Provinsi Lampung.

Setidaknya, Bandar lampung sebagai Ibukota provinsi Lampung dapat menampilkan pantai-pantai yang ada di Bandar Lampung dengan kemasan menarik yang bisa membuat orang yang berkunjung ke Bandar lampung terkesan akan citra kota Bandar lampung.


Saat ini usaha pemerintah Kota Bandar lampung dalam menciptakan image Kota Bandar lampung adalah dengan melakukan pembangunan water front city sebagai Identitas dan Brand Kota Bandar lampung. Salah satu potensi yang dimiliki Kota Bandarlampung adalah kawasan pesisir yang membentang dari arah Tenggara Kota menuju Barat Daya sepanjang kurang lebih 27 km.


Namun saat ini, kawasan tersebut telah berkembang menjadi kawasan terbangun dengan multi fungsi, seperti pergudangan, pelabuhan, perhotelan dan jasa. Selain itu pada kawasan tersebut tumbuh kawasan permukiman yang berkembang secara alami tanpa melalui proses perencanaan yang terarah, sehingga timbul permukiman kumuh sepanjang pesisir berupa bangunan yang membelakangi perairan Teluk Lampung serta berdirinya permukiman baru di wilayah hulu yang dikembangkan oleh developer dengan pemandangan laut sebagai nilai jualnya.


Kawasan pesisir Kota Bandarlampung jika dikembangkan secara baik dengan tetap memperhatikan aspek lingkungan, unsur kemanusiaan, estetika kota, perkembangan ekonomi dan budaya setempat merupakan potensi yang sangat besar. Dalam upaya menata kawasan pesisir, Pemerintah Kota Bandarlampung bertekad untuk mewujudkan kawasan pesisir menjadi kota yang berhadapan dengan pantai (water front city). WFC dibagi menjadi empat zona. Yaitu, zona A untuk kawasan revitalisasi yang terdiri dari kawasan nelayan terpadu, perikanan terpadu, permukiman, dan konservasi. Kemudian, zona B dikembangkan menjadi kawasan pelabuhan. Lalu, zona C dijadikan kawasan industri terpadu, meliputi kawasan bisnis global, mal, ruko, konservasi, hotel, dan kegiatan industri lainnya. Sedangkan zona D menjadi kawasan pariwisata terpadu, meliputi kawasan peristirahatan dan rekreasi, pusat kebudayaan, hotel, restoran, dan kegiatan pariwisata lainnya.

Untuk diketahui, saat ini isu yang berkembang berkaitan dengan penataan kawasan pesisir kota Bandar lampung, antara lain :

a. Konflik pemanfaatan ruang

b. Perangkat perencanaan belum operasional

c. Tidak adanya garis sempadan pantai

d. Reklamasi pantai yang tidak terkendali

e. Pencemaran lingkungan

f. Permukiman kumuh

g. Banjir

h. Rawan Bencana Alam (gelombang pasang dan tsunami).

Oleh karena itu, maka Pemerintah Kota Bandarlampung bermaksud untuk melakukan Penataan Kawasan Pesisir tersebut. Adapun maksud dan tujuan Penataan Kawasan Pesisir di Kota Bandarlampung adalah :

a. Mewujudkan image kawasan pesisir Kota Bandarlampung sebagai Bandarlampung Water Front City;

b. Mendorong kawasan pesisir sebagai kawasan strategis Kota Bandarlampung yang memiliki nilai tambah bagi perekonomian daerah;

c. Meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat pesisir.

Penataan Pesisir akan dilakukan melalui pendekatan konsep pengelolaan wilayah pesisir terpadu (integrated coastal zone management) yaitu konsep penataan dan revitalisasi wilayah pesisir berbasis masyarakat yang akan membagi wilayah dalam zona–zona sesuai dengan potensi, kondisi dan struktur ruang yang ada. Adapun upaya yang akan dilakukan berkaitan dengan Penataan Pesisir Kota Bandar Lampung baik melalui Bantuan dana dari Pemerintah Provinsi maupun Pusat antara lain:

a. Penyusunan detail engineering design (DED) Pelataran Bahari Gunung Kunyit.

b. Sosialisasi kepada masyarakat pesisir tentang Penataan Kawasan Pesisir.

c. Relokasi Masyarakat ke Rusunawa.

d. Pembangunan Main Gate menuju Pelataran Bahari

e. Pembangunan Jalan Bukit Kunyit menuju laut

f. Pembangunan Pelataran Bahari

Terkait program tersebut, tentu akan ada pemikiran bahwa dimana ada rencana penataan ruang maka akan ada penggusuran bagi masyarakat yang telah bermukim lama di kawasan tersebut. Sang Kapitalis sebagai pemilik Modal akan memaksakan kehendaknya kepada masyarakat kecil yang tidak tahu apa-apa, tidak memiliki kekuatan untuk bertahan, tidak memiliki akses strategis untuk mengadu ke pihak-pihak berwenang.

Oleh karena itu,perlu diadakan sosialisasi yang tepat sasaran agar permasalahan kependudukan yang akan muncul bisa ditekan serendah mungkin, beberapa saran yang dapat saya sampaikan untuk program ini yaitu :

a. Sebisa mungkin jangan ada penggusuran. Relokasi ke tempat yang layak dan ganti rugi yang sesuai dengan aset yang mereka miliki.

b. Masyarakat diberi penyuluhan akan pentingnya pelestarian Lingkungan.

c. Sector UKM lebih di intensifkan agar masyarakat memiliki jiwa wirausaha yang besar.

d. Tidak menyulitkan Nelayan dengan memungut Bayaran kepada mereka.

e. Menyediakan Infrastruktur dan Kesehatan dengan biaya terjangkau.

f. Merekrut tenaga kerja dari masyarakat setempat.



Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Potensi Alam merupakan aset terpenting yang harus dilestarikan, dikembangkan dan dipromosikan menjadi sebuah identitas dan Brand suatu daerah. Masyarakat Lampung perlu peduli, memantau, dan kritis akan pembangunan ini. Kota Bandar Lampung Kini menuju Bandar Lampung Waterfront City yang diharapkan dapat menjadi Icon dari Kota Bandar Lampung. Diharapkan Pembangunan Waterfront City ini dapat menciptakan wajah baru, wajah masa depan serta wajah Internasional Kota Bandar lampung.








TENTANG SEBUAH KUALITAS KEHIDUPAN



Saat saya dilahirkan ke dunia ini ,saya tidak pernah tau akan jadi apa saya nanti. Saya hanya anak kecil biasa yang selalu di arahkan semuanya oleh orangtua saya. Saya melihat sesuatu dari sudut pandang hitam dan putih, meyakini sesuatu dari pendapat orang yang pertama berkata kepada saya, dan tidak pernah mencoba untuk berpikir tentang sebuah alasan kenapa terjadi sesuatu di lingkungan saya, saya hanya melihat semua dari tampilan fasad luar,Sangat Naif. Saya tidak pernah mau tahu kenapa sebuah keinginan bisa terhambat, yang saya tau adalah jika seseorang bisa maka saya juga harus bisa.

Namun, suatu ketika saya menyadari bahwa Sebuah proses kehidupan yang menampilkan adanya seleksi alam mengisyaratkan bahwa hal-hal yang mengandung keegoisan tidak akan bisa masuk pada proses kehidupan selanjutnya. Terjadi sebuah perenungan, mungkin saat itulah proses pendewasaan dimulai.

Sebuah perenungan yang menyadarkan kepada saya bahwa hidup ini bukan sekedar hitam dan putih, sesuatu terjadi karena ada latar belakang,, sesuatu dihasilkan karena ada sebuah proses, dan sebuah proses sangat menetukan Kualitas dari Hasil. Oleh karena itu saya memahami bahwa saya harus mengalami beberapa proses kehidupan untuk mencapai Kehidupan yang BerkuaLitas.

Kualitas Kehidupan adalah Sebuah Nilai Abstrak. Tidak terukur dari materi, Tidak terukur dari ketenaran dan Tidak terukur dari Pengakuan. Namun, membuat Hidup kita penuh dengan makna.

Saya tidak ingin menyia-nyiakan proses ini dengan menyisipkan hal-hal yang bisa merendahkan harga diri saya.

Saya lebih baik kalah dengan cara terhormat daripada menghalalkan berbagai cara untuk menggapai keinginan saya.

Saya akan mempersembahkan yang terbaik untuk kedua orang tua saya

Saya ingin membahagiakan orang-orang yang saya sayangi.

Saya sangat menghormati proses pendidikan saya.

Dan Saya Ingin KesusksesaN yang Abadi, yang tidak diraih dengan cara yang Instan.

Tidak ada yang salah ketika kita harus membuat Konsep Kehidupan Kita sendiri. Hanya dibutuhkan suatu kesadaran saja Bahwa Hidup Ini tidak Bermakna kalau Bukan kita yang Memaknainya sendiri. Tidak BerkuaLitas jika kita tidak Berani Menjalani sebuah Proses.



WAKTU KU KECILLL...


Waktu kecil, cita-cita pertama yang aku kenal adalah Arsitek. Gak tau dapet info darimana yang pasti, dulu aku tau kalo arsitek itu yang bisa buat rumah-rumah bagus. Dan waktu kecil aku tuh pengagum rumah-rumah bagus, apalagi yang ada di majalah-majalah mama. Aku gak tertarik sama cita-cita menjadi Dokter,Pengacara,Guru,, atau yang lain. Dalam hati aku kekeuh bakal ngambil jurusan arsitek pas udah gede nanti.

Tapi, anehnya..walaupun cita-cita terdalam pengen jadi arsitek,, tapi gak pernah keluar pengakuan ke orang-orang yang nanya aku pengen jadi apa besar nanti kalo aku mau jadi arsitek. Aku slalu bilang mau jadi dokter. Mungkin karena aku gak bisa gambar makanya aku malu untuk ngaku kalo cita cita ku mau jadi arsitek.. hehehe…


Aku tambah kagum sama Arsitek, pada saat papa punya rencana ngerahab rumah. Dia manggil temennya yang arsitek untuk datang kerumah dan disuruh ngukur-ngukur dan kasih ide yang bagus untuk rumah kami. Dia buat sketsa-sketsa di kertas jelek, tapi walau Cuma coret-coretan tapi kok keren. Seminggu kemudian, temen papa itu datang lagi.. bawa kertas minyak yang ukurannya gede,,(sekarang aku dah akrab sama kertas minyak itu yang biasa disebut KaLkir). Dikertas minyak itu ternyata ada gambarnya, dan gambarnya itu adalah Gambar Tampak Rumahku yang baru. Designnya bagus,,Gambarnya pake pena doank tapi rapi banget garis-garisnya, kayak di print di percetakan. Hmm… Aku Pengen jadi kayak Oom ini, pikirku waktu itu.


Tapi,, seiring berjalannya waktu.. walau aku pengeeenn banget jadi arsitek tapi aku gak yakin bakal bisa jadi arsitek. Abis kayaknya aku gak punya Bakat Gambar sie,, kalo ada tugas Gambar di sekolah aja nilaiku biasa-biasa aja. Dan aku pun gak punya usaha lebih untuk memperbaiki cara menggambarku.


Dan…. Pas SPmB,, akhirnya aku Nekat NgambiL jurusan Arsitek di UnsRi. Aku gak pernah bilang ke orang-orang kalo aku mau ngmbil jurusan ini, ke mama papa aja aku gak pernah konsultasi kalo mau ngambil jurusan arsitek. Pas Try out di BimBeL aja aku gak pernah Ngambil Arsitek. Aku Deg-Deg an pas ngebuletin kode jurusan Arsitek di lembar pendaftaran Spmb tu… Antara Takut Lulus dan Takut Gak Lulus.. hehehe…


Dan… Ternyata Aku lulus jugaaa…aku seneng banget,, berarti kesempatan untuk jadi arsitek ada Banget!.. tapi… disisi lain,, aku ne gak Bisa Gambar saudara-saudara,,,,,!!! Dasar BoNek (BocaH NekaT)…!!!!


Setelah meyakinkan diri,,akhirnya aku dateng juga ke Unsri untuk daftar ULang dan SaH lah aku menjadi mahasiswa Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur Universitas Sriwijaya angkatan 2006.. Tok..Tok..Tok…


Saat-saat awal ngejalanin kuliah, aku ngerasa se-dodol-dodol nya Umat, di suruh sketsa rumah malah kayak gubuk … Ancur.. .Di suruh buat Garis Lurus nggak pake penggaris jadinya…Keriting!. Di suruh Ngerender perspektif, malah kayak bangunan abis Kebakar,, Item Semuaaa….! Dosen nyuruh buat Kolom,, aku Pikir apa tu,, Ternyata Tiang.. dan sempet kekeuh kalo itu tu Tiang bukan Kolom, Kalo kolom tu temennya Baris,, tapi pada akhirnya Gw percaya Kalo Dosen (hampir) Gak Mungkin Salah,, Gw nya aja yang Dusun


Tiap Hari Bawa Oleh-oLeh Tugas dari kampus.. Busyet dah.. Ngelebihin PR- PR pas jaman SMA ini mah. Perasaan Pas SMA dulu ada yang pernah bilang kalo kuliah itu enak,, bisa Santaiii gak kayak sekolah. Wah.. Boong Tu orang,, awas ja kalo ketemu!!


Tapi makin lama,, makin terbiasa dengan tugas-tugas itu,, kalo gak ada tugas malah Hidup Terasa HamPa.. (GomBALL!!). Gak kok, serius…. Ada tugas Berarti Gak ada Useless time, Hidup lebih Berarti.


Masalah Terbesar sampai saat ini adalah Aku Hampir Selalu gak pernah selesai buat Perspektif.

Perspektif.. oh.. Perspektif…

Aku hampir give up gara-gara urusan satu ini. Oke.. aku harus bisa buat perspektif walaupun gak bisa manual. Berarti aku harus bisa komputernya. Dengan Tekad yang Kuat aku selalu coba-coba buat perspektif pake Cad,, harus bisa!! harus!! Harus!! Harus!!.

Yah.. walaupun Hasilnya Gak bagus bagus amat kayak punya orang-orang tapi jadilah untuk gw…yang hanya seorang manusia biasa tanpa kemampuan apa2 dan hanya bermodal tekad belajar yang Kuat demi meraih cita-Cita…. Hahayy….

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Whatever U say...

Diberdayakan oleh Blogger.